Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pangkep dalam beberapa hari terakhir kembali menyebabkan berbagai bencana alam. Mulai putting beliung, pohon tumbang, banjir hingga tanah longsor mengintai warga.
Di Januari 2021 ini, tercatat ada puluhan kasus yang terjadi. Yang paling menarik perhatian adalah longsor dan abrasi di bibir sungai dan pantai. Seperti di bantaran Sungai Pangkajene yang berada di Kelurahan Teko Labbua, terdapat sedikitnya dua titik longsor. Begitupun di wilayah Kecamatan Minasa Te’ne ada dua titik longsor, tepatnya di Wilayah ujung Loe dan Wilayah Kelurahan Kalabbirang.
Ketua DPRD Pangkep, Haris Gani S.Sos M.Si pun turun tangan memantau kondisi longsor.
Bersama Komisi III DPRD Pangkep, dia mengajak pemerintah setempat (Kelurahan) dan tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meninjau lokasi longsor. Haris meminta agar pemerintah terkait segera menindaklanjuti persitiwa yang terjadi. Dia meminta pemerintah bisa secepatnya mengatasi dampak longsor tersebut.
“Kita sudah lihat tempat longsornya. Tidak bisa dibiarkan seperti ini. Karena kondisinya sudah parah dan bisa meluas apabila hujan kembali turun dan debit air sungai mengalami kenaikan. Keselamatan warga jadi ancaman,” kata dia.
Ketua Komisi III, Ramli meminta BPBD Pangkep untuk segera membuatkan talud di lokasi longsor tersebut. “Harus dibuatkan Talud. Tidak boleh ditunda-tunda. Kita sudah koordinasi dengan BPBD untuk pengerjaan nya,” lanjutnya.
Kepala BPBD Pangkep, Kallang Ambo Dalle mengatakan bahwa bencana longsor ini memang harus segera di tindaki. Dia pun telah membuatkan telaah staf sebagai dasar pengerjaan talud tersebut.
“Insya Allah secepatnya. Karena ini bencana alam, maka anggarannya bersumber dari anggaran Belanja Tak Terduga (BTT). Kalau estimasi pembangunan Talud itu berbeda-beda. Bisa dari Rp200 juta hingga RP500 juta. Itu tergantung kondisi dan luasnya. Sekarang tinggal menunggu persetujuan dari Pimpinan agar pengerjaan nya bisa cepat dilakukan,” ujarnya.